Showing posts with label Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Indonesia. Show all posts

27 July 2016

Ngomongin Soal Kit Klub Sepakbola dan Profesionalitas

Ada yang bertanya kenapa klub seperti Manchester United harus sampai merilis 3 variasi kit per-musimnya sementara klub seperti Crystal Palace dan Southampton hanya 2 variasi kit saja? Jawabannya antara 'keharusan' dan tentu saja faktor bisnis.

'Harus' karena memang United butuh 3 variasi kit per-musimnya, Ketiga kit tersebut dibuat untuk keperluan pertandingan kandang dan tandang. Kit kandang berwarna merah sudah mutlak. Kit tersebut juga bisa digunakan tandang untuk melawan tim dengan kit berwarna biru, putih, hijau, dan kuning. Tetapi kit tersebut tidak bisa digunakan untuk tandang ke Southampton atau Aston Villa karena kedua tim tersebut (dan cukup banyak di Inggris) mempunyai kit kandang berwarna merah-putih dan claret-blue (merah marun dan biru muda). 

Untuk melawan Southampton (merah-putih), United butuh kit dengan warna gelap (biru atau hitam). Sementara untuk melawan Aston Villa, United butuh kit dengan warna cerah. Kedua variasi kit tersebut tidak bisa ditukar peruntukannya, karena akan terjadi kesamaan tone warna dominan jersey. Jersey putih-merah Southampton tersebut tidak akan kontras jika dihadapkan dengan jersey tim tamu dengan unsur warna dominan merah atau putih. Sementara jersey merah marun Aston Villa akan memiliki tone warna yang sama dengan jersey gelap milik United. Jadi sudah jelas kalau sampai merilis 3 variasi kit tersebut adalah sebuah keharusan, sekaligus menciptakan peluang bisnis tentunya!

Nah, kalau tim seperti Southampton dan Crsytal Palace cuma butuh 2 variasi kit juga memang karena mereka butuhnya cuma 2 saja. Hal itu juga setelah melakukan 'riset' dengan calon seragam tim lawan saat mereka harus bermain tandang. Southampton hanya butuh satu jersey berwarna hijau muda untuk melawan tim dengan jersey berwarna putih, merah, biru, oranye, dan hitam. Pemilihan warna tersebut cukup jenius menurut saya, karena mampu mewakili tone terang dan gelap sekaligus.

Salah satu tone warna terbaik

Jadi intinya pemilihan warna dan keputusan untuk merilis variasi kit seperti di atas adalah untuk menghindari terjadinya colour clash. Colour clash adalah kejadian dimana dua tim bertanding di atas lapangan dengan menggunakan seragam dengan warna yang mirip. Entah sama-sama gelap atau sama-sama terang, kejadian seperti itu menunjukkan ketidakprofesionalan penyelenggara kompetisi (operator liga atau kejuaraan).

Tetapi di Inggris pernah kejadian ding, Manchester City (biru muda) vs Swansea City (putih), kedua seragam mempunyai tone yang sama (cerah) dan yang menonton dari TV agak terganggu. Beruntung kamera dan pencahayaan stadion saat pertandingan (kebetulan waktu itu sedang hujan) tidak semakin 'memperparah' colour clash tersebut.

Beruntung kebantu kamera & lampu!

Ada yang cuma butuh 2-3 variasi kit saja, tetapi ada juga yang butuh sampai 4 (!) variasi kit! Adalah Bordeaux yang butuh kit ke-4 (darurat) untuk menghindari colour clash dengan seragam Angers SCO sebagai tim tuan rumah. Seragam kandang Angers SCO sendiri berwarna putih-hitam seperti kit Juventus, sehingga tidak akan kontras dengan ketiga kit Bordeaux yang ada. Kit darurat tersebut akhirnya hanya memakai template kit sederhana berwarna burgundy. Namanjya juga darurat!

Kalau ini sih kayak tanpa perhitungan, masak 3 kit pertama mempunyai unsur warna yang sama dengan seragam tim tuan rumah. Ada-ada saja. Operator liga yang merekomendasikan kit ke-4 untuk menghindari colour clash layak lah dinilai profesional. Cuma timnya aja yang 'agak ceroboh'.

Kit Bordeaux, terutama kit berwarna navy di sebelah kanan,
Cuma beda warna putih (strip) dan pink (splash).

Colour clash yang sama juga sering terjadi di Indonesia lho. Seperti pertandingan Arema vs Persipura dan Arema vs Perseru beberapa waktu kemarin. Jadi ceritanya, kedua tim dari Papua tersebut 'masih' memakai kit kandang mereka saat tandang ke Arema yang sekarang mempunyai seragam dengan tone warna gelap.

Pertandingan 2016. Lumayan agak kontras, tetapi kalau di
TV malah jadi gelap semua! (faktor kamera & lampu stadion)
Pertandingan beberapa tahun yang lalu. Saat tone warna
seragam Arema agak lebih cerah.

Untuk tahun-tahun sebelumnya sih gak masalah, karena seragam Arema lebih cerah. Tetapi sekarang saat warna seragam mereka lebih gelap, harusnya tim tamu disuruh untuk memakai kit putih dong. Oke mungkin kalau di lapangan warnanya masih agak kontras. Tapi untuk penonton layar kaca, apalagi pertandingan malam (lampu stadion & kamera TV gak sesuai standar), malah jadi gelap semua dan susah bedain kedua tim. Jadi bisa menilai tingkat keprofesionalitasan operator turnamen bukan?

Potensi colour clash di TSC 2016 selanjutnya mungkin saat Persija tandang ke Madura United. Seragam tim Madura United adalah merah-putih (strip), tidak akan kontras kalau Persija main dengan seragam oranye atau putih, mereka butuh kit ketiga yang lebih solid diluar warna oranye, merah, dan putih.

Nah, selain masalah colour clash, sebuah kejuaraan, terutama liga domestik, akan lebih baik kalau menyamaratakan penggunaan font (jenis huruf dan angka) untuk nama dan nomor pemain di seragam. Kalau di Eropa, mungkin cuma Inggris, Perancis, dan Jerman saja yang sudah terkenal menggunakan peraturan jenis font tersebut. Indonesia juga harus bisa!

17 March 2015

Datang dan Pergi dan Akan Selalu Menarik #MUSIK

Judul yang aneh? Mungkin, tapi hari ini atau lebih tepatnya awal minggu ini banyak sekali hal-hal menarik di dunia musik yang terjadi (dalam perspektif gue lebih tepatnya)

Confession "March 23"
Musik terakhir yang gue suka adalah band Confession. Pertama kali denger pada 16 Maret 2015 lewat lagunya The Long Way Home. Gak taunya lagu tersebut adalah versi dengan clean vocalist Doyle Perez atau D At Sea. Wow!

Sejak itu, gue jadi rajin download lagu dari album terbaru Confession, Life and Death (2014). Dan beberapa lagu yang langsung jadi favorit gue adalah March 23, Old Blood, 51-73, dan The Forgotten. Terimakasih tuhan kau mempertemukanku dengan musik yang keren ini!



Deez Nuts "Face This on My Own"
Gue udah lama tau tentang Deez Nuts, sideprojectnya JJ Peters (drummer I Killed The Prom Queen). Tapi baru akhir-akhir ini gue suka banget sama traditional-hardcore-rapcore Deez Nuts ini. Lewat lagu Face This on My Own dan What's Good dari album terbaru mereka, Word is Bond, gue jadi yakin April tahun ini bakalan seru seperti April tahun lalu!




Snarky Puppy x Metropole Orkest "Sylva"
Kolaborasi paling ditunggu tahun ini dan sekali lagi akan dirilis pada April 2015. Oh April! Snarky Puppy adalah salah satu musisi Jazz favorit gue, dan trailer proyek terbaru mereka berjudul Sylva ini benar-benar legit! Dan ini salah satu "gratisan" dari mereka, fresh banget baru dirilis kemaren, judulnya Gretel


Hands Like Houses "I Am" (single)
Single terbaru Hands Like Houses setelah full album (2013) dan cover "Torn" (2014), dirilis pada 17 Maret 2015. Dan gue baru tahu dari video ini kalau Jamal Sabet (keyboards) udah resign dari Hands Like Houses sejak akhir 2014 lalu.



In Hearts Wake "Breakaway"
Lagu ini udah gue bahas dua minggu lalu. Dalam video klip-nya masih tampak Caleb Burton (drums) dan proses syuting video klip itu dilakukan pada Desember 2014 lalu. Tour In Hearts Wake awal tahun kemarin ada yang berbeda, nggak ada Caleb Burton di kursi drum. Yang ada adalah seorang drummer berjenggot tebal dan namanya adalah Mike Montgomery (fill-in drummer dari Iwrestledabearonce).

The Devil Wears Prada (Space EP)
TDWP kembali ke Rise Records dengan proyek baru, Space EP yang bakalan dirilis pada musim panas tahun ini.



Dan untuk pertamakalinya proyek TDWP tanpa menyertakan Chris Rubey didalamnya. Penjelasan secara resmi mengenai "hilangnya" Chris Rubey muncul hari ini (18/3) lewat akun sosial media mereka. Katanya sih, Chris sudah memilih untuk bersama keluarganya sejak Oktober 2014 lalu dan selama ini posisinya di TDWP diisi oleh seorang gitarist berjenggot tebal (lagi!) bernama Kyle. Here they are (full line-up waktu Self Help Fest 2015)

Kyle, paling kiri. Gitar warna merah. Source: FB Self Help Fest





Beberapa band dalam 7 bulan terakhir ini juga kehilangan salah satu membernya, diantaranya...
Adrian Fittipaldes (Northlane), Zach Huston (Like Moths to Flames), Aaron Brooks (The Ghost Inside), Danny Worsnop (Asking Alexandria).

Meskipun beberapa band juga mendapatkan member baru, salah satunya Architects yang mendapatkan Adam Christianson di posisi gitaris. Juga Marcus Bridge (Northlane) dan kemungkinan Denis Shaforostov mengisi posisi vokalis di Asking Alexandria.

Yah, begitulah jungkir baliknya bulan Maret tahun ini. Ada yang datang atau baru, ada yang keluar, bahkan ada juga yang baru sekaligus ada yang keluar. Tapi tenang saja, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan dan itu akan selalu menarik. Juga perasaanku akan selalu sama seperti ini kok, I'll keep my lanterns lit wahahahaha @reullot

12 March 2015

Salaman #sokadventure

Kamis, 12 Maret 2015 adalah pertama kalinya gue menginjakkan kaki di kecamatan Salaman. Meskipun sama-sama satu kabupaten (gue dari Muntilan), tapi hue baru tahu kalau ada bus jurusan Muntilan-Salaman. :D

Kunjungan kali ini adalah sekedar menyanggupi ajakan teman yang mengundang sejak Januari 2015 kemarin. Merasa minggu ini ada kesempatan, maka disanggupilah ajakan tersebut.

Hari Rabu sebelumnya (11/3) gue masih berada di Jogja buat konsultasi atau pembimbingan tugas akhir. Dan dari konsultasi itu gue jadi berada diambang ke-deadlock-an karena permasalahan tugas akhir gue semakin rumit (masalah utama adalah minimnya referensi dari proyek serupa, masak harus bikin teori sendiri? Itu 'kan tugas S2/S3 -__-)

Daripada pusing terus-terusan mending menjelajah ke tempat baru. Salaman. Perjalanan dimulai Kamis (12/3) siang pukul 10.00 dari Jl Parangtritis, Sewon, Bantul, dan sampai di Salaman pukul 13.00.

Males cakap-cakap terus, inilah cerita perjalanan yang gue kemas dalam beberapa foto hitam putih.

Seni menunggu... ngetem (lokasi: Terminal Borobudur), salah satu penyebab lamanya perjalanan adalah ngetem (dan bus yang lelet). Jarak 60.5km ditempuh dalam waktu 3 jam itu sangat lamaaa...
FYI, gambar ini diambil didepan musholla Polsek Salaman. Sempat kebingungan cari lokasi rumah temen, beruntunglah nemu musholla, lumayan buat ngadem (wudhu & sholat)
Menyusuri Jalan di bagian belakang Polsek. Gak sampai beberapa lama, jemputan datang. Karena jarak rumah dan musholla tadi cukup deket mending jalan kaki aja. Lumayan bisa buat ngambil foto juga
Katanya sih ini bangunan Polsek yang dulu, klasik!
KEPEL! Salah satu buah klasik favorit gue masih tumbuh subur di daerah ini.
Jarwo: lotek itu pecel bukan?. Hal pertama yang dilakukan ditempat ini adalah mencari makan. Berhubung gue dan temen gue ini (sebut saja Alex Sujarwo) masih awam daerah ini, maklum aja masih kebingungan.

follow twitter ane gan! @reullot, juga twitter temen gue tadi @adi_culen alias Alex Sujarwo
all photos taken by Nokia Asha 306 (2012) 2MP, hahahahaa jadul

30 January 2015

January 2015 #MusicReview

Jason Leombruni, Gitaris "The Red Shore" yang ingin aktif lagi
di dunia musik tahun ini. Semoga The Red Shore bisa eksis lagi!
(source: Instagram)

Halllooo, gak kerasa udah di penghujung Januari 2015, kayaknya baru kemarin tahun baruan. Anyway, selamat datang Februari :)

Jadi, ada kejadian apa aja di Januari 2015? Khususnya di dunia musik, mungkin Album of The Month adalah "Permanence" dari Storm The Sky. Itu keren banget, menurut gue gabungan antara Sempiternal, Matty Mullins, dan ciri khas Storm the Sky sendiri. Dan ini #top4 tracks menurut gue:

  1. Portraits (ft. Matty Mullins)
  2. Same Graves
  3. Dead Giveaway (ft. Trenton Woodley)
  4. Alive (ini keren banget!)

Permanence Album Cover (source: unfdcentral.com)


Storm The Sky, unclean vocalist favorit gue, Daniel Breen ~ paling tengah
(source: Instagram)



Buat yang belum tahu Storm the Sky, mereka adalah band post-hardcore/metalcore/sedikit-electronica dari Aussie, dan baru akhir tahun kemarin masuk ke label UNFD (distribusi Australia) dan Rise Records (distribusi Amerika Serikat). Lebih lanjut bisa dicek lewat akun mereka, tinggal klik tulisan birunya :)

Next, mungkin beberapa music video. Tapi menurut gue, video klip bulan ini layak diberikan untuk The Ghost Inside lewat video "Out of Control" (dari album Dear Youth), yah karena mereka baru saja ditinggalkan salah satu founding members-nya, Aaron Brooks (lead guitar).

"Out of Control" ~ Jonathan Vigil (source: YouTube)





Lanjut! buat penggemar Sleeping With Sirens, kabar baik, album terbaru mereka (Madness) bakalan dirilis pada 17 Maret 2015 via Epitaph Records. Ada baiknya dengerin dulu single kedua dari album itu, Go Go Go! Cocok nih dijadiin Next Hot Release :)


Kellin Quinn & "The Producers" (source: YouTube)






















Event of The Month mungkin UNIFY 2015. Keren banget! Semua band top Aussie (artis UNFD) berkumpul dalam satu festival. Mulai dari Northlane, In Hearts Wake, Storm the Sky, Deez Nuts, Buried in Verona, Hellions, dan STORIES! (salah satu band favorit gue yang bakalan rilis album tahun ini, produsernya sama dengan yang bikin Singularity-nya Northlane).


Stories "Dreamworks" (source: YouTube)























Well, mungkin cuma segitu dulu review yang bisa gue buat. Cari musik lainnya (yang gak gue tulis di review ini) bisa streaming ini itu di channel YouTube mereka Sumerian, Artery, Impericon. Ciaooo!


Jake Taylor (In Hearts Wake) Live!
(source: Instagram)