Kejadian pengeroyokan wasit oleh pemain Persinga Ngawi, yang hanya dihukum (saat pertandingan) dengan kartu merah (dan pertandingan yang sempat dihentikan selama 30 menit) sangat mengherankan. Kok terlalu ringan gitu. Kalau soal tim yang langsung didiskualifikasi sih saya setuju banget dan gak heran. Lha wong udah kebangetan gitu (meskipun begitu tim masih saja menyalahkan wasit dan menuding ada mafia, juga merasa hukuman diskualifikasi adalah keputusan yang terburu-buru). Aje gile.
Tim level 2 nasional lho, masih main pukul, udah 2016 juga. Kalau mukul wasit, diskualifikasi, dan masih protes, ada baiknya belajar dari kejadian unik yang sangat 'menjengkelkan' di kejuaraan DFB-Pokal 2015/16. Kejadian antara Osnabruck (divisi 3) versus RB Leipzig (divisi 2), dimana Osnabruck sudah memimpin 1-0 di rumah sendiri, tetapi langsung didiskualifikasi menjelang pertandingan berakhir.
Jadi ceritanya, pemain Osnabruck (jersey ungu) sedang melakukan pemanasan di aera belakang gawang tim mereka. Adalah Michael Hohnstedt, pemain Osnabruck #23 yang sedang melakukan pemanasan, masuk ke area pemainan dan mengejek Davie Selke, pemain RB Leipzig #27, yang gagal mencetak gol.
Sumpah, tampang Hohnstedt ngeselin banget. Dia gak tau kalau kejadian setelah itu bakalan sangat buruk. Davie Selke tampak menghiraukan Hohnstedt dan segera mengambil bola untuk melakukan tendangan sudut. Ia terlihat emosi meski hanya mengacungkan jari telunjuk ke arah Hohnstedt. Wasit yang melihat situasi tersebut langsung datang menetralisir keadaan. Tapi bruk! Wasit tertunduk dengan memegang kepalanya.
Lihat cuplikan videonya dibawah ini. Saat tayangan diperjelas, terlihat sebuah korek api plastik berwarna merah melayang dari tribun dan mengenai kepala wasit. Wasit yang kesakitan segera meninggalkan lapangan dan diikuti oleh pemain dari kedua kesebelasan. Pertandingan dihentikan, official mengemasi peralatan, dan penonton kebingungan.
Beberapa saat kemudian presiden klub menjelaskan apa yang terjadi. Osnabruck didiskualifikasi dan RB Leipzig menjadi pemenang dalam pertandingan itu. Selain itu klub juga didenda sejumlah uang, meskipun kemudian RB Leipzig memutuskan ikut untuk membantu pembayaran denda (iya dong, RB Leipzig untung besar karena menjadi pemenang meskipun sebenarnya kalah 1-0). Gak kebayang gimana ekspresi Hohnstedt tau timnya didiskualifikasi gara-gara ulah tololnya. Harusnya sih ia langsung dilepas oleh klub secara tidak hormat, haha.
Nah, belajar dari ketegasan di Jerman, wasit terkena lemparan dari penonton saja pertandingan langsung dihentikan. Tim terkait langsung didiskualifikasi dari kejuaraan dan gak butuh waktu lama untuk mengambil keputusan (didukung bukti yang kuat sih). Sementara di Indonesia, hukumannya sama sih; tapi cuma berbeda respon. Apalagi pengeroyokan, masuk kategori kriminal tuh.