18 April 2013

Tips-tips membuat lagu atau band metalcore-electronica-post hardcore, etc.


Well, band-band seperti Woe, Is Me, Miss May I, The Devil Wears Prada, The Word Alive, Capture The Crown, Dream On, Dreamer adalah pioneer musik electronica-metalcore. Aliran seperti itulah yang kini banyak ditiru oleh band-band lokal Indonesia. Di setiap daerah pasti ada saja band-band beraliran seperti itu. Tapi (ya, ada tapinya) musikalitas band-band lokal jauh berbeda dengan band-band luar tadi. Meskipun usia personel-personelnya masih cukup muda, misal Caleb Shomo ex-Attack Attack! dan Doriano Magliano vokalis Woe, Is Me baru 20 tahun. Hampir sama lah dengan usia anak band di Indonesia. Tapi kenapa kualitas musik mereka bisa begitu hebat ya?? Band baru 2 atau 3 tahun berjalan tapi mereka udah bisa tour ke seluruh dunia. Wow!

Sekedar tips aja nih buat kalian yang mau bikin lagu beraliran electronica-metalcore dan sejenisnya.

Belajar bahasa Inggris yang baik
Tujuannya adalah supaya bisa bikin lirik lagu yang keren (grammarnya terutama) dan bisa ngucapin lirik berbahasa Inggris tersebut dengan baik dan benar. Tak bisa dipungkiri bahwa aliran musik ini muncul di negara berbahasa Inggris (Amerika Serikat dan Inggris). Jadi, lirik lagu berbahasa Inggris adalah pilihan utama. Dengan lirik lagu berbahasa Inggris seolah-olah kita sudah siap untuk Go Internasional! hehe. Tinggal posting lagu kalian di YouTube dan tunggu respon dari fans musik ini yang pastinya datang dari seluruh dunia. Kalau sukses contohnya adalah Capture The Crown (Australia). Kecuali kamu punya jiwa nasionalis tinggi, keren tuh kalau bikin lagu berbahasa Indonesia. Thumbs up deh!

Giat berlatih alat musik
Gitar, Bass, Drum, Keyboard adalah instrumen utama dalam musik ini. Kalian wajib berlatih dengan keras agar mahir menguasai alat-alat musik tersebut sehingga bisa menghasilkan lagu-lagu yang keren. Kenyataannya, di Indonesia minim orang berkemampuan hebat. Ya mungkin ada beberapa faktor penyebab sih. Kalau di US, tinggal search di YouTube, muncullah ribuan talent-talent menarik.

Di Phoenix, Arizona, seorang remaja berusia 19 tahun berhasil bergabung dengan band The Word Alive karena keahliannya bermain drum yang videonya diunggah ke YouTube. Itu salah satu contohnya, masih muda tapi kualitasnya oke sehingga bisa diajak bergabung ke band tenar.

Vokal harus keren
Vokal baik itu Scream Vocal maupun Clean Vocal harus keren. Syarat wajib itu. Rata-rata screamer di Indonesia (untuk band-band beraliran ini lho ya) tak mempunyai ciri yang berkesan. Begitu pula dengan clean vocalnya. Pokoknya masih sejenis dengan vocal Sansan dan Onad di Killing Me Inside. Mirip banget!

Perbandingannya mungkin dengan vokal Austin Carlile (Of Mice & Men, ex-Attack Attack!), Mike Hranica (The Devil Wears Prada), Danny Worsnop (Asking Alexandria), Mitch Lucker (RIP, Suicide Silence), adalah beberapa vokalis dengan scream yang sangat khas. Rata-rata screamer mereka berkualitas dan mateng deh. Kalau di Indonesia???

Jadi intinya, berlatihlah agar menjadi screamer yang baik dan berciri khas.

Bikin lagu yang "greget" banget
Band-band seperti Bring Me The Horizon dan The Devil Wears Prada adalah contoh band dengan lagu dengan lirik yang mengena. Soul lagu mereka sangat mengena. Band-band lain rata-rata mengambil tema tentang cinta, harapan, impian, semangat, dan hal lain yang sangat memotivasi. Tema-tema seperti itu kalau masuk di Indonesia pasti jadinya lagu-lagu alay berlirik lebay, :p. Intinya adalah, bikin lagu yang sangat nampol, terutama dari segi tema dan lirik yang memotivasi.

Kualitas recording yang yahud!
Sebuah band di US menghabiskan US$ 10000 (sekitar 90 juta) untuk memproduksi sebuah album. Kalau hanya sebuah single atau EP, kalian bisa mengira-ngira sendiri budget yang harus di keluarin. Memang bikin sebuah lagu, terutama proses produksinya sangatlah mahal. Namun kualitas juga berbicara. Kalian mungkin agak jarang mengenal band-band seperti Voices, The Ghift of Ghost, The Storm Picturesque, Merchants, atau Incredible Me. Mereka adalah electronica-metalcore yang di Facebook baru dapet rata-rata dibawah 40.000 like. Namun kualitas lagu hasil rekaman mereka (menurut saya) sangat bagus. Dibandingkan dengan Killing Me Inside sekalipun, yang udah dapet lebih dari 2 juta like. Kalian bisa bandingin sendiri.

Mungkin itulah salah satu penyebab perbedaan kualitas antara Indonesia dengan US. Kalau dibandingkan dengan Indonesia ... Kalian bisa menyimpulkan sendiri lah, gak tega rasanya kalau sampai ditulis disini :'( :'(

Yang terakhir mungkin bukan tips kali ya, ini semacam opini saya sendiri. Band-band luar itu total dalam menjalaninya. Dalam artian, menjadi seorang musisi, anak band, adalah pilihan hidup mereka. Entah di kemudian hari mereka banting haluan ke profesi yang lain. Contohnya vokalis We Butter The Bread With Butter. Setelah band yang ia dirikan merilis album perdana, ia malah keluar dari band tersebut demi mengejar cita-citanya untuk bekerja di tempat lain. Mau tau ia kemudian bekerja dimana atau sebagai apa?? Dia bekerja di Apple, Inc. sebagai developer game!

Yak, totalitas. Mereka total dalam menjalani kegiatan yang mereka pilih. Entah sebagai anak band, siswa SMU atau anak kuliah. Mereka terus berlatih demi totalitas tersebut. Jika kamu bimbang untuk memilih studi atau karier sebagai anak band, maka jalani saja dulu keduanya dengan totalitas prima. Bagi waktu dengan baik. Kelak kamu akan merasakan hasilnya yang manis (Insyaallah).